Tampak,
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Ibu Retno Ambarwati, Wanita dua puluh
sembilan tahun warga Desa Tunggak Kecamatan Toroh, Grobogan, Jawa Tengah
ini harus mengajar sambil menggendong anaknya di SDN 3 Tunggak .
Retno guru kelas lima sekolah dasar ini terus menggendong anaknya Fakhri
Munif Assahri yang masih berusia tiga setengah tahun didepan
murid-muridnya.Sungguh sangat memprihatinkan, guruku sayang, guruku
malang.(photo.nur).
Grobogan,(karimuntoday.com)
- Kondisi yang cukup memprihatinkan dialami seorang guru wiyata di
Grobogan,JawaTengah. Sambil mengajar ia harus menggendong anaknya yang
masih balita karena mengalami penyakit lumpuh layu disekolah.
Bertahun-tahun ia harus berjuang sendirian demi kesembuhan anak
satu-satunya ini.
Adalah Retno Ambarwati, wanita dua puluh sembilan tahun warga desa Tunggak kecamatan Toroh, Grobogan, Jawa Tengah ini harus mengajar sambil menggendong anaknya di SDN 3 Tunggak . Retno guru kelas lima sekolah dasar ini terus menggendong anaknya Fakhri Munif Assahri yang masih berusia tiga setengah tahun didepan murid-muridnya.
Aktivitas ini selalu dijalani ibu single parent ini sejak satu bulan lalu setelah nenek Fakhri sering sakit-sakitan. Retno yang hanya tinggal bersama ibunya terpaksa berjuang merawat anaknya sendiri sehingga sampai Fahri harus dibawa ke sekolah .
Menurut Retno, (2/10) Fakhri anaknya, mengalami radang otak hingga mengalami lumpuh layu sejak usia enam bulan. Retno mengaku sudah empat kali membawa anaknya ke rumah sakit,namun belum ada perkembangan dialami anaknya. Retno, guru wiyata yang sudah mengabdikan diri selama sembilan tahun ini mengaku tidak sanggup lagi untuk mengobatkan anaknya kerumah sakit. Honornya yang hanya dua ratus ribu per bulan hanya cukup untuk biaya hidup dan biaya pengobatan ibunya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selain mengajar, Retno juga mengajar les privat dirumahnya.
Adalah Retno Ambarwati, wanita dua puluh sembilan tahun warga desa Tunggak kecamatan Toroh, Grobogan, Jawa Tengah ini harus mengajar sambil menggendong anaknya di SDN 3 Tunggak . Retno guru kelas lima sekolah dasar ini terus menggendong anaknya Fakhri Munif Assahri yang masih berusia tiga setengah tahun didepan murid-muridnya.
Aktivitas ini selalu dijalani ibu single parent ini sejak satu bulan lalu setelah nenek Fakhri sering sakit-sakitan. Retno yang hanya tinggal bersama ibunya terpaksa berjuang merawat anaknya sendiri sehingga sampai Fahri harus dibawa ke sekolah .
Menurut Retno, (2/10) Fakhri anaknya, mengalami radang otak hingga mengalami lumpuh layu sejak usia enam bulan. Retno mengaku sudah empat kali membawa anaknya ke rumah sakit,namun belum ada perkembangan dialami anaknya. Retno, guru wiyata yang sudah mengabdikan diri selama sembilan tahun ini mengaku tidak sanggup lagi untuk mengobatkan anaknya kerumah sakit. Honornya yang hanya dua ratus ribu per bulan hanya cukup untuk biaya hidup dan biaya pengobatan ibunya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selain mengajar, Retno juga mengajar les privat dirumahnya.
Sementara
itu Kadinas Kesehatan dr. Juhari Angkasa mengatakan pihaknya akan
membantu pengobatan Fakhri hingga sembuh. Juhari juga akan mengusahakan
memberikan Jamkesda agar proses pengobatan Fakhri lebih mudah.”Kita akan
bantu pengobatan Fakhri melalui program Jamkesda sampai sembuh,” ujar Juhari
Dalam seminggu sekali Fakhri harus mendapatkan terapi dirumah sakit. Untuk membantu belajar berdiri,Fakhri harus menggunakan sepatu terapi. Meski mengaku kerepotan saat menggendong anak sambil mengajar, Retno mengaku ikhlas dan membuang rasa malu dalam menjalani rutinitas ini.(nur)
Dalam seminggu sekali Fakhri harus mendapatkan terapi dirumah sakit. Untuk membantu belajar berdiri,Fakhri harus menggunakan sepatu terapi. Meski mengaku kerepotan saat menggendong anak sambil mengajar, Retno mengaku ikhlas dan membuang rasa malu dalam menjalani rutinitas ini.(nur)
Published in
KARIMUN
Written by
karimuntoday.com