Penambang Perempuan yang Tak Mengenal Hari Ibu

Muhajir Arifin - detikSurabaya


Foto: Muhajir Arifin
 
 
Pasuruan - Bagi sebagian perempuan, momen Hari Ibu akan sangat berarti dan membahagiakan. Namun bagi Bawon (65), penambang batu cadas asal Desa Sumberanyar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan, peringatan Hari Ibu tidak ada yang istimewa.

Ia tetap melakukan pekerjaan berat seperti biasanya, demi mencukupi kebutuhannya. Seperti hari-hari biasa, ibu empat anak ini membantu suaminya menambang batu cadas di atas bukit setinggi 20 meter. Batu-batu cadas tersebut nantinya dibentuk menjadi batu paras (semacam batu bata besar untuk bangunan) untuk dijual.

Bersama suaminya, Nuralim (66), Bawon berangkat dari rumah pagi hari menuju bukit cadas yang berjarak sekitar 1 Km. Ia pun kebagian membawa peralatan tambang sederhana, seperti linggis, cangkul dan skop. Meski usianya sudah udzur, semangatnya tidak pernah luntur.

Sampai di lokasi tambang, Bawon langsung bekerja. Dengan peralatan sederhana, ia menggali batu tebing berbentuk persegi panjang dengan ukuran 20 x 30 centi meter. Setelah susah payah menggali selama 30 – 60 menit, batu cadas tersebut kemudian dibentuk menjadi batu paras.

Setiap hari, Bawon mampu mengumpulkan sedikitnya 10 buah batu paras. Batu paras yang dikumpulkan itu kemudian dijual dengan harga Rp 2500 per buah.

"Nanti ada (pembeli) yang ke sini," ujar Bawon dalam bahasa Jawa, kepada detikSurabaya.com di lokasi tambang, Sabtu (22/12/2012).

Tidak sebanding memang hasil rupiah yang didapat dengan tanaga dan waktu yang dikeluarkan. Belum lagi risiko terjatuh dan longsor yang bisa datang kapan saja. Namun Bawon dengan sabar dan penuh semangat menjalani pekerjaanya yang keras tersebut.

Meski tidak berlebih, uang hasil penjualan batu paras dirasakannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari bersama suaminya. Maklum, ke-empat anaknya sudah berumah tangga dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Ia juga tidak mau terlalu mengharapkan bantuan uang dari anak-anaknya.

"Yang penting, mereka tidak bekerja seperti saya," ungkap Bawon sambil menyeka keringatnya.

Di usianya yang sudah senja, Bawon mengaku tidak tahu sampai kapan ia akan bekerja sebagai pencari batu paras. Ia hanya berharap terus diberi kekuatan untuk bekerja.

"Kadang kalau musim panen tebu, saya ikut (bekerja sebagai kuli panen tebu)," jelasnya.




(fat/fat)


Category Article

Related Post